suhe arie's pages

Programmer juga manusia

Journey to get here, got the right one (part 3)

Perjuangan masih berlanjut…

Dari beberapa company yang menelepon saya, ada satu yang cukup membuat saya bersemangat, karena perusahaan ini bergerak di bidang yang mirip dengan perusahaan tempat saya bekerja waktu itu.

Telepon pertama, cuma berisi konfirmasi mengenai identitas dan overview dari apa yang saya tulis di CV saya.

Telepon kedua, technical interview, hehe.. Otak berpikir keras untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh interviewer dengan baik. Pertanyaan yang diajukan cukup bervariasi, mulai dari konsep OOP tentang abstraction, encapsulation, inheritance, polymorphism. Kemudian menuju ke design pattern, singleton dan teman teman. Konsep MVC, EJB, ORM dan masih banyak lagi. Sesi ini berlangsung sekitar 30 menit, phiew…

Telepon ketiga akhirnya datang juga. Sesi ini lebih cenderung kepada pengetahuan tentang business domain yang saya kerjakan saat ini (banking world). Kemudian dilanjutkan dengan membahas beberapa project yang sudah pernah saya kerjakan, peran saya di project tersebut, dan teknologi yang digunakan. Di akhir interview, ternyata tidak pakai lama, langsung negosiasi gaji. Intinya perusahaan ini tidak keberatan dengan gaji yang saya cantumkan di resume saya. Setelah itu saya jadi berpikir, kok dia langsung setuju ya ? apa harusnya saya minta lebih dari itu ? Hmm, tapi sudahlah, yang penting bisa diterima dulu, dan gaji yang saya harapkan bisa terpenuhi, thanks GOD. Dia berjanji akan mengirim offer letter dan surat kontrak secepatnya.

Saya mulai mencari informasi tentang biaya hidup, housing, transportasi, dan lain lain melalui internet dan bertanya ke teman-teman yang sudah pernah ke singgah ke Kuala Lumpur. Setelah mendapat kepastian bahwa saya telah diterima dan mantap untuk bergabung, saya memutuskan untuk mengajukan permohonan pengunduran diri ke atasan saya, dan tanpa ditanya macam-macam dia menyetujui permohonan saya tersebut, bos yang baik ๐Ÿ˜€ . Saya menjalani hari-hari terakhir saya di kantor masih dengan cukup semangat karena saya masih punya pekerjaan yang cukup banyak untuk diselesaikan dan harus memindahtangankan semua pekerjaan yang selama ini saya pegang kepada rekan satu tim.

Sekitar satu minggu kemudian, saya menerima offer letter via email, tapi belum disertai dengan surat kontrak kerja. Dia juga mengirim email yang berisi daftar dokumen yang dibutuhkan untuk mengurus work permit (a.k.a Employment Pass or just EP) saya disini, di Malaysia. Untuk memenuhi persyaratan itu, saya harus menerjemahkan beberapa dokumen dalam yang masih bahasa indonesia ke bahasa inggris di penerjemah resmi (sworn translator). Saya sempat datang ke kedubes Malaysia di kuningan, Jakarta, untuk meminta legalisir atas dokumen-dokumen saya. Tapi ternyata tidak perlu, disana malah bertemu dengan antrian mas-mas dan mbak-mbak calon TKI yang sedang mengurus visa kerja mereka. Setelah dokumen lengkap, scan semua dokumen asli, kirim lewat email, dan kirim fotokopinya lewat pos, selesailah bagian saya. Selanjutnya adalah bagian company untuk mengurus work permit untuk saya di Imigresyen Malaysia.

Jumat, 28 Maret 2008, hari terakhir saya di kantor lama akhirnya tiba juga. Beberapa kotak JCO menjadi tanda perpisahanku dengan mereka, hiks.. Tapi hingga hari itu, belum ada tanda-tanda selesainya work permit saya. Setelah sekitar 1 minggu jadi pengangguran di Jakarta, akhirnya saya memutuskan untuk pulang kampung dan menunggu di sana. Hari-hari terasa begitu lambat berjalan, dan masih belum ada kepastian tentang ijin kerja saya. Untung masih ada kerjaan lain yang bisa saya kerjakan di masa-masa penantian tersebut, Document Management System for Krakatau Daya Listrik (anak perusahaan Krakatau Steel). Setelah aplikasi tersebut selesai, saya harus ke Cilegon untuk melakukan instalasi, jadilah saya ke Cilegon kemudian ke Jakarta untuk sekali lagi menunggu work permit. Selama beberapa minggu ini saya hanya bisa menunggu dan sesekali bertanya pada mereka apakah ada perkembangan tentang proses work permit saya.

Tanggal 1 Mei, saya ke warnet untuk mengecek email, seperti yang biasa saya lakukan hampir tiap hari dengan berharap ada kabar baik. Ternyata hari itu saya mendapat email yang intinya meminta saya untuk berangkat ke Malaysia meskipun work permit saya belum selesai diproses. Ini terkait dengan training yang sudah dijadwalkan oleh perusahaan mulai tanggal 12 Mei. Kandidat-kandidat yang lain pun akan mulai masuk kantor pada hari yang sama.

Setelah membalas email dan berbicara dengan calon bos saya di telepon, akhirnya saya sepakat untuk berangkat pada tanggal 5 Mei agar saya punya cukup waktu untuk mencari tempat tinggal, beradaptasi, dan lain lain sebelum masuk kerja. Kantor sudah memesan tiket Jakarta-KL untuk hari itu, sekitar jam 6 sore, tapi jadwal mundur (delay) dan saya baru berangkat sekitar jam 8 malam. Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam, ditambah dengan perbedaan waktu antara Jakarta dan KL maka tibalah saya di bandara LCCT sekitar jam 11 malam. Saya masuk menggunakan social visit visa, visa yang diberikan kepada warga negara sesama anggota ASEAN untuk tujuan umum (termasuk jalan2) dan diijinkan untuk tinggal selama 30 hari.
Jadi waktu ditanya di bandara, saya cuman bilang ke Malaysia cuma mau jalan-jalan dan mengunjungi teman (little bit tricky). Saya langsung naik taksi menuju ke hotel yang sudah di book oleh kantor, di daerah bukit bintang, sekitar 1 jam perjalanan dari bandara.

Saya mulai masuk bekerja tanggal 12 Mei dan langsung mulai dengan training, tepat seperti yang dijadwalkan. Jadi selama beberapa hari, saya ada di Malaysia dengan visa kunjungan, kemudian melanjutkan proses work permit dan visa kerja di sana. Model pengurusan begini disebut Journey Performed visa, dengan sedikit tambahan biaya pengurusan. Di hari hari itu, paspor selalu ada di tangan, untuk antisipasi segala kemungkinan, untungnya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Finally, sekitar 2 minggu kemudian, Employment Pass saya keluar, bersamaan dengan multiple entry work visa. Beberapa hari kemudian saya dan bos (orang Inggris) pergi ke kantor imigrasi di daerah Putrajaya untuk mengurus I-Card atau biasa juga disebut expat-card. Dengan selesainya I-Card itu, selesailah semua urusan tentang relokasi saya ke Malaysia.

Semoga bisa menjadi info yang bermanfaat buat teman-teman yang berencana untuk bekerja di luar negeri. Cheers…

July 1, 2008 - Posted by | My Days | , , , , ,

5 Comments »

  1. Selamat mas arie atas pekerjaannya yang baru di Malaysia… kalau boleh tahu, berapa peningkatan gaji yang mas arie dapatkan? Agar bisa menjadi gambaran bagi kami yang juga mencari kesempatan di negeri orang… terima kasih dahulu sebelum dan sesudahnya saya haturkan kepada mas arie.

    Comment by suparno | July 21, 2008 | Reply

  2. Hai mas suparno. Nanya rahasia dapur nih ya..Ok, saya dapet lebih dari 3 kali gaji terakhir saya di Jakarta. Ini bukan patokan, mungkin bisa lebih, mungkin juga kurang dari itu. Biasanya tergantung posisi, jenis industrinya, dan negosiasi.

    Comment by suhearie | July 21, 2008 | Reply

  3. Congratulation (I know it’s waaaayyyy too late, but I just read it today).
    I just wanna let you know that I’m really proud of you…

    Hendra:
    Hi Vero..
    Thanks, thanks.. I’m surprised you read this as well. Hmm, it’s just one of the miracles from Him. Hopefully it’s still continuing..

    Comment by Veronica Veplu | July 27, 2009 | Reply

  4. hallo, untuk teknikal interview apakah cukup detil dan sulit2 pertanyaannya ?

    Comment by ugik | April 10, 2012 | Reply

    • Halo juga. Interview saya dulu (via telepon) cukup detail, 2 sesi. Yg pertama ttg java, yg kedua tentang domain knowledge (banking system), pakenya bahasa inggris pula. Sulit nggaknya relatif, tergantung interviewer nya juga.

      Comment by suhearie | April 12, 2012 | Reply


Leave a reply to suhearie Cancel reply